TENGKULAK KUASAI PETANI TEH




PURWAKARTA- Sikap para bandar dan tengkulak hingga kini masih membebankan para petani, kerap kali perlakukuanya melakukan spekulasi borong harga dibawah rata-rata perbuatan itu disinyalir penyebabnya penurunan angka Kesejahteraan petani teh di Purwakarta sehingga perlakauan itu membuat prihatin. Terlebih, sepanjang tahun ini harga teh pada sejumlah sentra produksi usaha tak kunjung membaik.
Hal itu pun dipersulit dengan berkurangnya konsumsi masyarakat akan pesediaan teh saat ini, harga pucuk teh di pasaran masih berkisar antara Rp.1000/kg. harga sebesar itu pun diterima di pabrik melalui bandar dan para tengkulak.. Imbasnya, tak jarang harga teh petani disunat antara 20 sampai 30 persen. "Kalau diterima bandar dan tengkulak paling hanya Rp.700 atau Rp.850 /kg, tapi kalau kita jual langsung ke sentra produksi harganya bisa mencapai Rp.1000,- “kata Jajang (40) di Ds.Bojong Kec.Bojong Purwakarta, kepada para wartawan belum lama ini sat ditemui ssedang melakukan istirahat siang.
Menurutnya, dengan kondisi itu para petani teh sekarang ini tidak jarang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. apalagi, sepanjang setahun ini konsumsi akan kebutuhan teh dari masyarakat malah cenderung berkurang dan berakibat pada penurunan penghasilan rata-rata perhari petani.” pada waktu konsumsi teh masih stabil penghasilan bisa lumayan antara Rp.20.000 sampai Rp.35.000, tapi sekarang tidak demikian, paling cuma berkisar antara Rp.6000 hingga Rp.10.000.”keluhnya.
Petani lainya Robiah (50)di Kp.Nenggeng Ds. Neglasari Kec. Darangdan Purwakarta mengatakan akibat kesejahteraan petani yang tak kunjung membaik itu pengoptimalan kebun-kebun teh agar lebih produktif terancam terganjal. Pasalnya, saat ini kebanyakan petani teh ketimbang melakukan pengoptimalan kebun teh malahan memilih disibukan mencari penghasilan tambahan lain untuk keperluan hidupnya. Saat ini saja, sambungnya, itu seperti dibuktikan dengan kondisi sebagian kebun teh yang sudah dijadikan lahan palawija. "maka untuk petani yang kreatif banyak memilih dengan beralih profesi jadi petani palawija, tapi sebaliknya tidak sedikit juga diantara kami yang tetap menunggu perhatian dari pihak terkait,"terangnya.
Sebelumnya, Kades Desa Neglasari Kec.Darangdan Purwakarta Temang Sulaeman mengatakan bila penjualan atau permintaan akan teh sepanjang setahun ini memang cenderung menurun. Itu disebabkan bergesernya konsumsi masyarakat dari air teh ke air mineral. Ia juga mengungkapkan sebagian kebun teh yang ada sudah dialihfungsikan petani teh menjadi lahan palawija. "sejak air mineral marak dikonsumsi masyarakat pemintaan akan teh cenderung menurun,"kata Kades Temang.
Terkait hal itu, pemerhati pertanian lokal Prilianto (40) menjelaskan agar sektor ini tidak terus mengalami kemunduran minimal pemerintah bisa membuat formulasi baru untuk usaha kelopok petani yang memungkinkan harga pucuk teh bisa diterima dengan harga tertinggi. "Pandangan saya pemerintah minimal dapat melakukan reorganisasi kelompok petani teh untuk menginventarisasi kembali mana saja yang selama ini hanya tengkulak atau bandar maupun petani teh, bila perlu didorong dengan memberikan sertifikat komoditas perkebunan bagi petani teh yang bisa menghasilakn hasil kebun terbaik,"terangnya.
Sementara itu upaya untuk mengantisifasinya, Bupati Purwakarta H.Dedi Mulyadi dalam suatu kesempatan telah mencanagka budaya peduli produk hasil sendiri kepada masyarakat agar gemar meminum teh asli purwakarta (laela /beda news)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Powered By Blogger

Jumlah Pengunjung Blog PWI Purwakarta

Apakah yang diperlukan anda dalam penampilan blog ini ?

Pengikut

BERITA PURWAKARTA TERKINI

Lintas Berita 8