01-08-2009 PENAMBANG PASIR KESULITAN

From : http://www.pwipwk.blogspot.com
Sabtu,1 Agustus 2009
Penambang Pasir Kesulitan Hadapi Kemarau

PURWAKARTA***
Jelang musim kemarau sumber mata air mengakibatkan penurunan volume air sehingga membuat material pasir tidak lagi melarut dalam jumlah besar dari hulu sungai ketimbang saat volume air meningkat. Demikian dikatakan sejumlah penambang pasir di Kecamatan Sukatani Purwakarta mengaku cukup kelimpungan dengan menurunya volume air sungai Cilalawi beberapa waktu terakhir.

Gagah (34) salah seorang penambang pasir warga Kampung Cilayung Desa Cilalawi Kecamatan Sukatani Purwakarta Jumat (31/7) kemarin.mengaku hal itu tiap kali perubahan musim berlangsung, “'Material pasir dari hulu sungai biasanya akan larut bersama air sungai yang banjir di musim penghujan, tapi kemarau sekarang material pasir tidak semuanya larut dan membuat pasir sulit didapat,” ujarnya.

Padahal, biasanya, ucap Gagah, material yang larut akan ditambang buruh pasir yang jumlahnya mencapai puluhan di sepanjang alur Sungai Cilalawi dengan menggunakan perahu. Di tempatnya, sedikitnya ada sekitar 5 perahu yang siap dioperasikan untuk mencari pasir. Setiap satu perahu diisi antara dua hingga tiga penambang. Berbekal perahu itulah, disusurinya kawasan sungai yang dirasakan penuh dengan pasir. Setelah ditemukan, pasir kemudian diambil dengan cara menyelam bersama-sama.

”Kalau air sungai pasang kami bisa mengumpulkan pasir lumayan banyak sekitar lima-enam kubik. Setiap kubik pasir harganya mencapai Rp 60 ribu,” tutur Jamis (30) penambang yang lain.

Pasir rata-rata disetorkan pada pembeli yang datang dari Karawang, Cikarang bahkan Subang. Apabila pasir diperoleh banyak, para penambang akan memperoleh penghasilan antara Rp 35-45 ribu setiap harinya.

Sementara, saat kemarau ini, setiap penambang hanya mampu mengantongi uang sekira Rp 20 ribu/hari. Kondisi tersebut biasa terjadi pada musim kemarau dimana persediaan pasir di sungai mulai menipis.

'”Kalau kemarau datang pasir yang dikumpulkan setiap kelompok terkadang tidak mencapai satu atau dua kubik sehari. Berbeda ketika musim penghujan yang bisa mencapai 4-6 kubik sehari,'” ujar Jamis.

Pada musim ini, yang biasa terjadi sekitar bulan Agustus, para pencari pasir harus bisa hemat belanja kebutuhan sehari-hari. Kalau tidak, ujar Wardi, penambang warga Desa Cilalawi, bersiap untuk berpuasa selama sehari karena tidak ada penghasilan dari mencari pasir. Ungkap Wardi (40), penambang pasir lainnya, kemarau merupakan musim yang sangat menyiksa bagi penambang. Pasalnya, mereka tidak punya pekerjaan sampingan selain mencari pasir, “Hanya pekerjaan ini yang dilakoni, guna menutupi kebutuhan perhari,” Uangkapnya. (Laela)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net
Powered By Blogger

Jumlah Pengunjung Blog PWI Purwakarta

Apakah yang diperlukan anda dalam penampilan blog ini ?

Pengikut

BERITA PURWAKARTA TERKINI

Lintas Berita 8